Minggu, 01 Januari 2012

iPhone 4S

Awal 2012 ini aku dihadiahi iPhone 4S oleh Abbu. Sebuah handphone mahal dengan merk yang "wah" Apple. Yang aku tahu saat aku kecil, Apple dan Blackberry itu hanya buah yang jarang Aku makan.
Seperti mimpi, pada hari itu Abbu menelfonku "Halo dek, Abbu beli HP ni, tapi nggak tau ini HP apa.. Di kotak tulisannya iPhone ada angkanya 4S..." cerita Abbu padaku.
Aku terdiam sebentar... "Yaudah Bu, untuk Adek aja..".
Ketika itu iPhone 4S bahkan belum dipasarkan di Indonesia, Aku sudah punya. Sebelum menggunakan iPhone aku menggunakan Samsung Galaxy Android. Keduanya adalah smart phone, jadi mau tidak mau aku harus menjual salah satunya demi kelangsungan hidupku. Harus mikir 100x untuk isi pulsa HP ini. Akhirnya Androin terjual. iPhone bukanlah sembarang HP, dia hidup terlalu sombong dan ekslusif. Transfer data harus menggunakan iTunes, Charger yang berbeda dengan charger smartphone lainnya, dan SIM card yang harus dipotong terlebih dahulu untuk diambil lempengan emasnya saja.

Ketika iPhone jatuh ketanganku, dengan cepat aku membongkar kotak yang masih tersegel rapi itu. Ku temukan didalamnya HP idaman semua orang itu. Tanpa membuang banyak waktu akupun ingin segera menghidupkan HP itu dan memainkannya. Sayang, iPhone bukanlah HP biasa... Jika ingin memasangkan SIM card pada HP biasa, maka kalian harus membuka casing belakang HP dan mencabut baterainya, yakan? hal ini tidak dapat kalian temukan pada iPhone. Aku bingung memikirkan bagaimana cara membuka baterai iPhone ini. Tidak ada tanda-tanda bahwa case belakang iPhone dapat dibuka dengan mudah seperti HP-HP lainnya. Bingung, tidak tau harus bertanya pada siapa, saat itu satu-satunya temanku yang memakai iPhone hanya Kak Una, dan Aku sedang merahasiakan kepemilikan iPhone ini kepadanya karena dia memiliki ritual "garuk-garuk" barang baru yang orang miliki. Aku memutuskan untuk mencari jawabannya di Google, dan dari Google aku mendapat jawaban yang sangat pahit, bahwa case belakang iPhone tidak bisa dibuka dengan tangan kosong. Dalam Youtube pun dijelaskan cara melepas casing belakang iPhone dengan menggunakan obeng untuk membuka dua mur kecil dibagian bawah iPhone (sebelah speaker). Jelas aku tidak mungkin melakukan hal itu, aku yang ceroboh ini bisa saja merusakkan iPhone yang bahkan belum pernah update twitter "for iphone". Oke, setelah mendapatkan jawaban dari Google dan Youtube, aku masih berfikir bahwa iPhone sama dengan HP biasa bahwa tempat SIM card berada dibawah baterai. Aku salah, iPhone bukanlah HP biasa.

Singkat cerita, aku membawa iPhone ke counter resmi Apple yang berada di Banda Aceh dan aku baru tau bahwa iPhone ini sungguh menguji kesabaranku. Sesampai di counter Apple aku dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang berada didalam situ, mungkin dalam benak mereka "ngapain ni anak gembel datang kesini? mau nyolong?" Yaya, pada saat itu aku datang dengan stelan yang sangat biasa dan seadanya, sedangkan pengunjung disitu rata-rata ibu pejabat dengan sanggul tinggi dan jilbab yang tidak di-peniti-kan di ujung dagunya. Tapi siapa sangka, semuanya berubah ketika aku mengeluarkan iPhone 4S yang belum dipasarkan di Indonesia ini.

A (Abang) M (Miita) I (Ibu Pejabat)
M : "Bang, ini gimana ya cara pasang kartu nya? Aku nggak tau?" tanyaku sambil menyodorkan iPhone kepadanya.
A : "Ini iPhone 4S ya dek? beli berapa?" tanya si abang mulai kepo.
M : "Iya, nggak tau, itu hadiah dari papa" (asiiik) :D
I : "Coba liat dong, saya mau pegang iPhone 4Snya" tutur ibu pejabat yang duduk bersebelahan denganku.
Aku mendelek kaget dan tersenyum sinis, ibu pejabat juga manusia ya kan.

Setelah itu, akhirnya aku ketahui bahwa tempat SIM card iPhone terletak di sebelah kanan, dan harus dibuka dengan alat yang telah di sediakan oleh pihak Apple, lantas abangnya bertanya:

A : "waktu beli iPhone ini ada dapat lempengan silver nggak didalamnya? bentuknya kayak jarum tapi agak besar ". 
M :  "Iya, ada bang, tapi nggak bawa, ketinggalan di rumah".
A : "Yaudah, itulah tempat buka SIM cardnya, bentar ya abang ambil punya abang dulu".
M : "Ohh, iya bang.." tebodo 100%

Setelah si abang berhasil membuka tempat SIM card, aku menyodorkan SIM card bekas Samsung Galaxy dulu.

M : "Ini bang, SIM cardnya, sekalian tolong pasangin ya".
A : "Iya, tapi ini SIM cardnya harus dipotong dulu, untuk iPhone ukurannya kecil".
M : "Oh, yaudah potong aja bang"
A : "Tapi SIM card adek ini nggak bisa dipotong, lempengan emasnya terlalu besar, ini SIM card lama kan?"
M : "Iyasih bang, ini punya saya SMP sebelum tsunami dulu".
A : *no comment*
M : "acem?"
A : "beli SIM card baru deh dek..."
M : *no comment*
Akhirnya, hari ini pun gagal update status "for iPhone" karena SIM card belum ada. Malam itu juga aku beli SIM card baru tapi sayangnya counter sudah tutup sehabis magrib, terpaksa dengan sangat aku kembali besok pagi lagi.
Besok paginya, kembali menjalankan ritual ke-eksklusif-an iPhone di counter Apple. Yang mengherankan, setelah semua urusan selesai aku malah ditahan oleh abang counter dengan alasan "abang mau mainin iPhone adek bentar boleh? jangan pulang dululah dek, di Indonesia belum masuk iPhone 4S ini....". Ak memandang aneh kearah abang itu dan mengangguk pelan "Ya bang...".

Beberapa minggu kemudian, aku iseng miscall-miscall HP sendiri menggunakan HP Abbu (inilah kerjaan jomblo, nggak ada yang nelfon sih). Aku mencari di kontak HP Abbu tidak ada namaku. Aku mengetik nomor ku di papan telepon HP Abbu dan apa yang ku temukan untuk nama kontak ku?
"iPhone.."
Ya, iPhone... Jadi selama ini kalau aku menelfon atau SMS Abbu nama yang keluar adalah "iPhone..".
Segera Aku mencari nama-nama keluarga lainnya di HP Abbu, jangan-jangan Abbu menyimpan nama Aura dengan nama BB Gemini, Kak Sha dengan nama BB Onyx dan Ummi dengan nama Nokia. Beruntung juga Aku tidak menggunakan HP China lagi, kalau tidak nama yang muncul ketika Aku menelfon atau SMS Abbu adalah "HP China...".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar