Senin, 25 April 2011

Penguasa TK

Tadi pagi anak-anak kampus pada cerita tentang masa kecil mereka, dimulai dari masa dimana selalu dimarahi orang tua, masa pipis dicelana, masa dikurung di dalam kamar mandi, masa boker berceceran, masa dikejar pakai ranting pohon karena nggak mau tidur siang dan lebih memilih main panas diluar, sampai masa-masa di Taman Kanak-kanak (TK).
Ngomong-ngomong tentang TK, aku jadi niat mau membagikan cerita ketika aku TK dulu, dimana pada saat itu aku menjadi "Penguasa TK".

Sebelumnya aku akan mendeskripsikan dulu tentang ciri-ciri mukaku ketika aku TK, supaya pembaca dengan mudah dapat mengkhayal. *Penulis nggak mau juga kalau seandainya mukanya dikhayalin kayak Omaswati.

  • Berkulit putih
  • rambut lurus agak kecoklatan (hampir pirang efek matahari) dengan poni depan.
  • Kaki panjang, tanpa kudis
  • Badan kurus, kering, lunglai
  • Mata agak kecil, sayu, kalau kena matahari pasti menutup silau, tapi kalau liat uang belok dadakan
  • Jarang nggak pernah senyum
Ps.Dulu belum ada tahi lalat donk~ (*^-<*)


Nah, setelah mengobrak-abrik album foto, ternyata ada foto aku waktu TK. Ini dia:


*Aku-Abbu-Ummi-K'Sha*

Dulu aku belajar bermain di TK.Aisyah di daerah Lhokseumawe. Aku berada di TK ini selama 2 tahun, karena aku ikutan masuk TK barengan sama K'Sha yang beda satu tahun dengan aku. Tahun pertama aku di TK, kehidupan ku biasa-biasa aja, nggak ada yg spesial dari TK ini. Aku dan K'Sha berbeda kelas, pada saat itu K'Sha dikenal sebagai anak yang paling rajin dikelasnya.
Seperti kata pepatah "Like mother like daughter" *Pepatah agak nggak nyambung* Aku mendapat gelar yang sama kayak K'Sha dikelas. Aku juga anak paling rajin, rajin masuk kalau hari sabtu karena ada pembagian makanan, sedangkan dari hari senin sampai jum'at aku selalu berada didunia lain.

Setelah satu tahun berlalu, K'Sha masuk SD sedangkan aku masih menjamur di TK yang tidak seberapa mana ini, setiap hujan pasti banjir, paling bagus ya becek, untung-untung sungai disebelah nggak meluap, kalau sampai meluap pasti ada Hiu atau Kura-kura terdampar.
Kehiduapan tahun kedua tanpa K'Sha pun dimulai, Pada saat itu aku berpikiran kalau aku sudah tinggal kelas sehingga harus mengulang satu tahun lagi. Betapa hancur hatiku saat mengetahui hal ini. NGEK~ Setelah mengadu pada K'Sha tentang penderitaan ini, baru aku mengetahui satu hal kalau di TK itu nggak ada yang namanya naik kelas dan tinggal kelas, yang ada cuma istilah "Nol Besar~Nol Kecil..".
Nah,Berarti K'Sha dulu masuk kelas Nol Besar, sedangkan Aku kelas Nol Kecil yang harus nyambung ke Nol Besar supaya bisa masuk SD..
Teman-teman pembaca blog ini, Mari Deskripsikan istilah Nol Besar dengan  2 kata, jawaban terbaik adalah -->> TELUR GAJAH, Sedangkan Nol Kecil -->> TELUR AYAM. Pertanyaannya sekarang adalah : Gajah bertelur kah?
Nggak heran donk kenapa badan K'Sha kayak Gajah ngamuk dulu.. yaa, jawabannya karena dia anak Nol Besar. Ngemeng-ngemeng si Aura dulunya juga kelas Nol Besar kan, patutlah~! Ternyata jawaban dari seribu pertanyaan tetangga tentang badan aku yang rada berbeda dengan keluarga ku yang lain adalah ini dia!

Pada saat penerimaan murid baru, aku datang ke TK dengan menggunakan baju bebas *biar kayak anak baru yang belum punya seragam TK. Pantes aja si Ibu guru yang juga berstatus sebagai tetangga ku itu bertanya-tanya "Kenapa nggak pakai baju seragam?". Aku diam aja. Dalam hati aku menjawab, "Aku nggak mau kelihatan semakin berjamur dengan seragam yang bahkan warnanya hampir pudar itu!!". Lalu si Ibu Guru berkata lagi "Besok langsung pakai baju seragam ya.." Aku masih diam juga, dalam hati berteriak-teriak "OGAAAH...!!"
Setelah acara penerimaan murid baru selesai, semua murid-murid masuk kedalam ruangan kelas. Ini adalah hal yang paling aku benci sampai sekarang "Perkenalan diri didepan kelas..". Seperti membuang-buang waktu, kalau mau kenalan kan bisa waktu jam istirahat. Sebel~! Tapi apa boleh buat, aku tidak bisa menentang acara perkenalan diri ini dan mau nggak mau aku juga ikutan memperkenalkan diri didepan kelas.

Hari-haripun berlalu, semua murid baru sudah mendapatkan seragam TKnya. Walaupun begitu, ini nggak mengubah pendirian aku untuk tetap memakai baju seragam ke TK. Bahkan Seminggu setelah inipun aku masih datang dengan mengenakan baju bebas seperti gaun yang didalam roknya terdapan banyak lapisan-lapisan kain putih sehingga kalau aku berjalan bajuku serasa ada per-nya, Genjot-genjot gitu. Ditambah lagi aku juga menggenakan sepatu Flat yang super centil dengan mutiara-mutiara KW20 diatasnya.
Nggak heran kalau semua murid TK terpelongo ngeliatin aku, mulai dari anak perempuan yang terkagum-kagum dengan barang-barang centil milikku sampai para lelaki yang tiba-tiba jatuh cinta dadakan sama aku. Dasar anak TK Labil dan Galau.

Anak-anak perempuan yang terkagum-kagum melihat kecantikan ku mulai mendekati aku dengan latar belakang yang nggak jelas. Mereka rela jadi kacung aku. Pantas aja kalau aku datang ke TK, di depan gerbang udah ditungguin sama 2 Anak perempuan yang nyengir-nyengir kuda pamerin giginya yang bolong dimakan ulat. Dengan santai mereka menggandeng tangan kiri dan kananku lalu menuntun aku jalan sampai kekelas. *EMANGNYA AKU TUNA NETRA!!*
Boleh deh mereka nganggap aku tuna netra karena alasan mata aku yang segaris dan kecil bak cina jual daun sop, tapi aku punya indra pendengar yang sangat tajam. Aku sempat mendengar teman sekelasku (yang sirik dengan kepopuleranku) berbisik pelan pada teman disampingnya "Apaan tu dia dikawal-kawal kayak Tuan Putria aja ..."
Aku mah diem aja, nggak peduli sama omongan anti fans ...

Selain cerita anak perempuan yang ngefans sama aku, anak perempuan yang anti fans sama aku, juga ada cerita anak laki-laki yang jatuh cinta sama aku *kasian banget nih anak, pasti sampe sekarang dia kena kutuk jomblo seumur hidup*. By the way, aku nggak ingat lagi deh gimana ceritanya, yang pasti dia sering godain aku kalau aku lagi nunggu di jemput Ummi.
Pernah suatu hari Ummi sampai kebingunggan nyariin aku yang tiba-tiba menghilang dari TK. Ummi sudah bertanya pada guru-guru di TK, tapi tidak ada yang melihat keberadaanku. Pihak TK mencari keberadaanku, mulai dari dalam kelas, taman bermain, dibawah prosotan, dibelakang TK, dibawah pohon pisang belakang sekolah, digenangan air hujan, sampai ditempat favorite aku, WC. Tapi poni ku tak kelihatan juga.
Setelah lelah mencari, akhirnya Ummi menemukan aku di warung kopi sebelah TK, aku lagi asik-asiknya minum Sirup Orange dan roti selai traktiran si laki-laki Galau ini. Padahal jelas-jelas aku nggak suka sama anak galau ini, tapi karena traktiran gratis siapa yang tahan godaannya *penyakit dari kecil.
Kisah cinta aneh sama si Galau yang bernasib malang ini berlanjut sampai akhirnya Aku tamat TK. Pada hari itu pihak TK mengadakan acara perpisahan di laut. Aku tetap tampil modis dan seksi (dada rata) dengan baju renang warna Pink muda.
Aku main tanah di laut di temani sama ummi, tiba-tiba aja pas lagi enak-enaknya congkel tanah ehh kedengaran suara teriakan Horor..
"I Love Youuuuuuu"
Karena merasa penasaran aku mencari tau siapa yang kampungan teriak-teriak di laut *perasaan mulai nggk enak*
Bener aja, si anak Galau mulai kelihatan batang hidungnya lari dari kejauhan menghampiri aku yang sedang jongkokan kayak orang boker di pantai. Nggak nanggung-nanggung, si Galau lari-lari menggunakan celana dalam eh kolor eh SEMPAK! Sial, musibah!!!
Kalian bisa bayangin nggak kalau ada anak laki-laki yang hanya menggunakan celana dalam berlari kencang kearah kalian sambil teriak "I Love Youuuu" Apa yang akan kalian lakukan? Yap! benar sekali! Ikutan lari kearahnya dan balas jawab "I Love you tooooo" Trus putar lagu india. Komplit!
Sayangnya aku nggak melakukan hal tersebut, jelas aja aku lari ketakutan sambil teriak-teriak nggak jelas.

Selain menjadi Tuan Putri Poker Face di TK, aku juga melebarkan sayap menjadi Mafia TK.
Ceritanya pas aku nunggu di jemput sama ummi. Aku naik Prosotan yang terbuat dari beton (bukan yang plastik di kolam renang itu). Seperti selayaknya prosotan, aku harus menaiki anak tangga dari arah belakang agar sampai di atas dan siap-siap meluncur bebas sambil pamer-pamer celana dalam bekas ompol yang di tiup-tiup angin.
Setelah melakukan perjuangan hidup mati menaiki anak tangga prosotan, akhirnya aku sampai juga dipuncak. Tapi apa yang terjadi?
Jejejejejejejejjejejejjeeeeng!
Ada cowok butek, bulat, dekil, dan bau dihadapan aku yang siap-siap mau meluncur juga. Akupun terpaksa menunggu dia meluncur.
Yah, yang namanya anak-anak kalau maen prosotan pasti takut-takut gitu sampe berak dicelana. Nah, si cowok ini walaupun nggak berak dicelana tapi dia lama banget meluncurnya, kurasa sih dia baca mantra atau doa keselamatan dunia akhiran dan diikuti penandatanganan surat wasiat.
Aku masih sabar aja nih nunggu dia meluncur, tapi dianya nggak nyerosot-nyerosot juga. Sabar....sabar... Aku diem aja. Bentar lagi dia pasti berak dicelana, tebakku dalam hati.
Udah hampir 10menit aku nungguin dia tapi dia nggak terjun juga. Merasa kesal karena harus menunggu, menunggu dan menunggu lagi, aku pun berdiri dan berjalan kearah dia sambil berkata "AKU NAEK TANGGA INI BUKAN UNTUK NUNGGUIN KAU BERAK DI CELANA... KAU KIRA PROSOTAN INI ADA ESKALATORNYA..." Ok! kata-kata ini nggak mungkin di ucapkan oleh seorang anak TK yang imun dan cantik seperti aku, jadi aku pun mengurungkan niat untuk mengatakan itu ke dia.
Tapi aku nggak tinggal diam aja, aku bangun dan berjalan kearah dengan percakapan seperti ini:

Aku : "Awas aku mau terjun..."
Si Bulat : "Aku duluan.." Ngomong sok hebat, padahal nggak punya nyali
Aku : "Lama kali, aku aja duluan.."
Si Bulat : "Nggak mau!"
Aku : *emosi* ~ *Kerutan didekat alis udah mulai kelihatan*

"BRUAAAAAKKKK!!!!"

Setelah terdengar suara yang keras itu, aku meluncur santai dengan wajah poker face.
Berhubung prosotan dekat dengan kantor guru, otomatis guru-guru mendengar suara seperti durian runtuh itu dan pergi melihat keluar.
"Ada apa?" Tanya seorang Guru
Aku diam aja.
"Bulat (Aku nggak tau namanya siapa) kamu kenapa kok nangis?"
Si bulat nangis kenceng banget, aku liat dia udah tersungkur keren di samping prosotan.
"Kamu jatuh?" tanya bu guru. Si bulat tetap nangis nggak jawab. "Kamu eek dicelana ya?" tanya bu Guru lagi. Si bulat nangis makin kencang.
Semua Guru bingung kenapa si bulat nangis tanpa sebab. Pada saat itu TK sudah sepi, semua udah pulang. Cuma tinggal aku sama si bulat yang lagi maen prosotan. Karena cuma aku yang ada disitu, bu guru pun bertanya padaku "Si bulat kenapa nangis?"
Dengan santai aku jawab "Oh, tadi dia aku jatuhin dari atas situ" jawabku sambil nunjukin prosotan.
Semua guru mendelek! mata nya copot satu persatu. Si bulat langsung dibawa ke UKS, sedangkan aku ditinggal sendirian didekat prosotan.

"...Asik, nggak ada si bulat, aku bisa maen prosotan sendiri.."